Langsung ke konten utama

PETA KONTROL DAN ANALISA KEMAMPUAN PROSES

Pengendalian Kualitas
Definisi Kualitas
Istilah kualitas memiliki  banyak  sekali definisi. Berikut adalah kualitas menurut
beberapa ahli:
  Kualitas  secara  tradisional  (Montgomery,  1996)  adalah  berdasarkan
beberapa  suatu  pandanagan  bahwa  produk  dan  pelayanan  harus  sesuai
dengan ketentuan mereka yang menggunakannya.
  Kualitas  secara  umum  (Pond,  1994)  adalah  membuat  produk  atau  jasa
yang  tepat waktunya, pantas digunakan dalam  lingkungan, memiliki zero
defect, dan memuaskan konsumen.
  Kualitas (Gryna, 2001) adalah kepuasan dan kesetiaan konsumen terhadap
suatu produk.

Secara umum (Christian, 2004) dapat diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan
sdengan satu atau lebih karakteristik yang diharapkan terdapat dalam suatu barang
atau  jasa  tertentu. Karakteristik kualitas dibagi menjadi 3  tipe  (Christina, 2004),
yaitu  Phisical  (contoh  panjang,  berat),  sensory  (contoh  rasa,  warna),  dan  time
orientation (contoh durability yaitu seberapa lama produk dipakai). 8 dimensi dari
kualitas  adalah  performance,  realibility,  durability,  serviceability,  aesthetics,
features, perceived quality, dan comformance to standards.

Kualitas dapat digolongkan ke dalam dua kategori (Christina, 2004), yaitu kualitas
produk  dan  kualitas  proses.  Tingkat  kualitas  dari  suatu  desain  poduk  akan
berbeda-beda disesuaikan dengan segmen pasar yang  ingin dicapai, tujuan adalah
untuk  memfokuskan  pada  permintaan  konsumen  (customer  requirements).
Sementara kualitas proses  tujuannya adalah agar perusahaan dapat menghasilkan
produk/jasa  yang  sempurna eeror-free products) melalui penerapan  total quality
management (TQM). 9

Definisi Pengendalin Kualitas
Pengendalain  kualitas  (Montgomery,  1996)  adalah  aktivitas  keteknikan  dan
manejemn  utnuk  mengukur  cirri-ciri  kualitas  produksi  dan  membandingkan
dengan  spefikasi  yang  ada,  serta  mengambil  tindakan  perbaikan  yang  sesuai
apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya standar ayng ada.

Pengendalain kualitas membantu mengurangi penyimpangan-penyimpangan yang
muncul  dan  mengarahkan  proses  produksi  pada  tujuan  yang  ingin  dicapai.
Pengendalain  kualitas dan mengarahkan proses produksi pada  tujaun  yang  ingin
dicapai.  Pengendalain  kualitas  berhasil  dapat menekan  produk  cacat  seminimla
mungkin dari apa yang direncanakan.

Definisi dan Arti Pentingnya Kualitas
Dari  segi  linguistik  kualitas  berasal  dari  bahasa  latin  qualis  yang  berarti
‘sebagaimana  kenyataannya’. Definisi  kualitas  secara  internasional  (BS EN  ISO
9000:2000)  adalah  tingkat  yang  menunjukkan  serangkaian  karakteristik  yang
melekat  dan  memenuhi  ukuran  tertentu  (Dale,  2003:4).  Sedangkan  menurut
American  Society  for  Quality  Control  kualitas  adalah  totalitas  bentuk  dan
karakteristik  barang  atau  jasa  yang  menunjukkan  kemampuannya  untuk
memuaskan  kebutuhan  yang  tampak  jelas  maupun  tersembunyi  (Render  dan
Herizer, 1997:92).

Beberapa  pakar  kualitas  mendefinisikan  kualitas  dengan  beragam  interpretasi.
Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai  ‘kesesuaian
untuk  digunakan’. Definisi  ini mencakup  keistimewaan  produk  yang memenuhi
kebutuhan  konsumen  dan  bebas  dari  defisiensi.  Sedangkan Deming  berpendapat
kualitas  adalah  ‘mempertemukan  kebutuhan  dan  harapan  konsumen  secara
berkelanjutan  atas  harga  yang  telah  mereka  bayarkan’.  Filosofi  Deming
membangun kualitas sebagai suatu sistem dan (Bhat Cozzolino, 1993:106).

Pengertian  kualitas  lebih  luas  (Bina  Produktivitas  Tenaga  Kerja,  1998:24-25)
adalah: 10

a. Derajat yang sempurna (degree of exelence): mengandung pengertian komperatif
terhadap tingkat produk (grade) tertentu.
b.Tingkat  kualitas  (quality  level):  mengandung  pengertian  kualitas  untuk
mengevaluasi teknikal.
c. Kesesuaian untuk digunakan (fitness for purpose user satisfaction): kemampuan
produk atau jasa dalam memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Sedangkan delapan dimensi kualitas menurut Philip Kotler (2000:329-333) adalah
sebagai berikut : 
1.  Kinerja (performance): karakteristik operasi suatu produk utama.
2.  Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature).
3.  Kehandalan  (reliability):  probabilitas  suatu  produk  tidak  berfungsi  atau
gagal.
4.  Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications).
5.  Daya Tahan (durability). 
6.  Kemampuan melayani (serviceability).
7.  Estetika  (estethic):  bagaimana  suatu  produk  dipandang  dirasakan  dan
didengarka. 
8.  Ketepatan kualitas yang dipersepsikan (perceived quality).

Dalam kenyataannya kualitas adalah konsep yang cukup sulit untuk dipahami dan
disepakati. Dewasa  ini kata kualitas mempunyai beragam  interpretasi,  tidak dapat
didefinisikan  secara  tunggal,  dan  sangat  tergantung  pada  konteksnya.  Beberapa
definisi  kualitas  berdasarkan  konteksnya  perlu  dibedakan  atas  dasar:  organisasi,
kejadian, produk, pelayanan, proses, orang, hasil, kegiatan, dan komunikasi (Dale,
2003:4).

Lebih  lanjut  pengertian  kualitas  mencakup:  kualitas  produk  (product),  kualitas
biaya  (cost),  kualitas  penyajian  (delivery),  kualitas  keselamatan  (safety),  dan
kualitas  moral  (morale)  atau  sering  disingkat  menjadi  P-C-D-S-M  (Bina
Produktivitas Tenaga Kerja, 1998).
 11

Secara garis besar ada dua argumentasi  yang efektif atas arti pentingnya kualitas
bagi perusahaan (Goodman et al, 2000:47): 
First, quality and service improvements can be directly linked to enhanced revenue
within  one’  s  own  company;  and  secondly,  higher  quality  allows  companies  to
obtain higher margins

Dale  (2003:12-20),  menyimpulkan  beberapa  hasil  survei  yang  terfokus  pada
persepsi arti pentingnya kualitas produk dan jasa, diantaranya: persepsi publik atas
kualitas produk dan  jasa  yang  semakin  luas, meningkatnya pandangan dan peran
manajemen puncak, kualitas tidak dapat dinegosiasikan (quality is not negotiable),
kualitas  meliputi  semua  hal  (quality  is  all-pervasive),  kualitas  meningkatkan
produktivitas, kualitas mempengaruhi kinerja yang  lebih baik pada pasar, kualitas
berarti  meningkatkan  kinerja  bisnis,  Biaya  non  kualitas  yang  tinggi,  konsumen
adalah raja, kualitas adalah pandangan hidup (way of life). 

Sedangkan Render dan Herizer (2004:93-96) berpendapat bahwa kualitas terutama
mempengaruhi perusahaan dalam empat hal, yaitu:
a.  Biaya dan pangsa pasar: kualitas yang ditingkatkan dapat mengarah kepada
peningkatan  pangsa  pasar  dan  penghematan  biaya,  keduanya  juga  dapat
mempengaruhi profitabilitas.
Hasil yang diperoleh dari pasar
  Perbaikan reputasi
  Peningkatan volume
  Peningkatan harga
   Peningkatan Laba
Perbaikan kualitas
Biaya yang dapat ditekan
  Peningkatan produktivitas
  Penurunan biaya pengerjaan
ulang dan sisa material
  Penurunan biaya garansi
Gambar 2.1. Kualitas Memperbaiki Kemampuan Meraih Laba
 12

b.  Reputasi  perusahaan:  reputasi  perusahaan  mengikuti  reputasi  kualitas
yangdihasilkan.  Kualitas  akan  muncul  bersamaan  dengan  persepsi
mengenai produk baru perusahaan, praktek-praktek penanganan pegawai,
dan hubungannya dengan pemasok.
c.  Pertanggung  jawaban  produk:  organisasi memiliki  tanggung  jawab  yang
besaratas segala akibat pemakaian barang maupun jasa.
d.  Implikasi internasional: dalam era teknologi, kualitas merupakan perhatian
operasional dan  internasional. Agar perusahaan dan negara dapat bersaing
secara  efektif  dalam  perekonomian  global,  produknya  harus  memenuhi
kualitas dan harga yang diinginkan.

Konsep kualitas telah didefinisikan para ahli dari berbagai sudut pandang masing-
masing.  Namun  demikian  terdapat  persamaan  yang  pada  esensinya  mengarah
pada upaya pemenuhan  harapan konsumen. Harapan konsumen  tidaklah konstan
dari waktu  ke waktu,  namun  selalu  berubah  secara  dinamis,  sehingga  apa  yang
menjadi  harapan  konsumen  pada  saat  sekarang  ini mungkin  tidak  akan menjadi
pilihan untuk masa yang akan datang dan berarti pula bahwa produk dan jasa yang
berkualitas pada saat ini mungkin tidak berkualitas lagi di masa mendatang.

Tjiptono  (2001)  menjelaskan  bahwa  kualitas  adalah  kondisi  dinamis  yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses yang memenuhi atau melebihi
harapan konsumen. Dari definisi ini jelas bahwa kualitas tidak semata-mata terkait
dengan produk akhir, namun demikian kualitas  juga  terkait dengan mutu proses,
terlebih  lagi  dalam  industri  jasa  yang  mengedepankan  mutu  interaksi  antara
pengguna  jasa  dengan  front  line  officer  yang  merupakan  ujung  tombak  dalam
kualitas  industri  jasa. Dari  definisi  itu  jelas  pula  bahwa  pengguna  jasalah  yang
paling  berhak menyatakan  kualitas  dengan membandingkan  apa  yang  harapkan
dengan persepsi mereka setelah menerima jasa tersebut (perceived performance).

TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas
dan  didasarkan  atas  partisipasi  dari  keseluruhan  sumber  daya  manusia  dan
ditujukan  pada  kesuksesan  jangka  panjang  melalui  kepuasan  pelanggan  dan 13

memberikan  manfaat  pada  anggota  organisasi  (sumber  daya  manusianya)  dan
masyarakat TQM  juga diterjemahkan  sebagai pendekatan berorientasi pelanggan
yang memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan perbaikan terus
menerus  terhadap  proses,  produk,  dan  pelayanan  suatu  organisasi.  Proses TQM
memiliki  input  yang  spesifik  (keinginan,  kebutuhan,  dan  harapan  pelanggan),
mentransformasi (memproses)  input dalam organisasi untuk memproduksi barang
atau jasa yang pada gilirannya memberikan kepuasan kepada pelanggan (output).

Tujuan utama Total Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara
terus-menerus. Dengan  demikian,  juga Quality Management  sendiri  yang  harus
dilaksanakan  secara  terus-menerus.  Sejak  tahun  1950-an  pola  pikir  mengenai
mutu  terpadu  atau  TQM  sudah  muncul  di  daratan  Amerika  dan  Jepang  dan
akhirnya Koji Kobayashi, salah satu CEO of NEC, diklaim sebagai orang pertama
yang mempopulerkan TQM, yang dia  lakukan pada saat memberikan pidato pada
pemberian penghargaan Deming prize di tahun 1974 (Deming prize, established in
December  1950  in  honor  of  W.  Edwards  Deming,  was  originally  designed  to
reward Japanese companies for major advances in quality improvement. Over the
years  it  has  grown,  under  the  guidance  of  Japanese  Union  of  Scientists  and
Engineers  (JUSE)  to where  it  is now also available  to non-Japanese companies,
albeit  usually  operating  in  Japan,  and  also  to  individuals  recognised  as  having
made major contributions to the advancement of quality.)

Banyak perusahaan  Jepang  yang memperoleh  sukses global karena memasarkan
produk  yang  sangat  bermutu.  Perusahaan/organisasi  yang  ingin  mengikuti
perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali harus
menerapkan  Total  Quality  Management.  Philip  Kolter  (1994)  mengatakan
“Quality  is  our  best  assurance  of  customer  allegiance,  our  strongest  defence
against foreign competition and the only path to sustain growth and earnings”.

Di Jepang, TQM dirangkum menjadi empat langkah, yaitu sebagai berikut:
-  Kaizen:  difokuskan  pada  improvisasi  proses  berkelanjutan  (continuous
Improvement) sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible 14

(dapat  dilihat),  repeatable  (dapat  dilakukan  secara  berulang-ulang),  dan
measurable (dapat diukur).
-  Atarimae  Hinshitsu:  berfokus  pada  efek  intangible  pada  proses  dan
optimisasi dari efek tersebut.
-  Kansei:  meneliti  cara  penggunaan  produk  oleh  konsumen  untuk
peningkatan kualitasprodukitusendiri.
-  Miryokuteki  Hinshitsu:  manajemen  taktis  yang  digunakan  dalam  produk
yang  siap  untuk  diperdagangkan.  Penerapan  Total  Quality  Management
dipermudah oleh beberapa piranti, yang sering disebut “alat TQM”. 

Alat-alat  ini  membantu  kita  menganalisis  dan  mengerti  masalah-masalah  serta
membantu  membuat  perencanaan.  Delapan  alat  TQM  yang  diuraikan  adalah
sebagai berikut:
1.  Curah pendapat (sumbang saran) - Brainstorming 
Curah  pendapat  adalah  alat  perencanaan  yang  dapat  digunakan  untuk
mengembangkan  kreativitas  kelompok.  Curah  pendapat  dipakai,  antara
lain untuk menentukan sebab-sebab yang mungkin dari suatu masalah atau
merencanakan langkah-langkah suatu proyek.
2.  Diagram alur (bagan arus proses)
Bagan  arus  proses  adalah  satu  alat  perencanaan  dan  analisis  yang
digunakan,  antara  lain  untuk menyusun  gambar  proses  tahap  demi  tahap
untuk  tujuan analisis, diskusi, atau komunikasi dan menemukan wilayah-
wilayahperbaikandalamproses.
3.  Analisis SWOT
Analisis  SWOT  adalah  suatu  alat  analisis  yang  digunakan  untuk
menganalisis  masalah-masalah  dengan  kerangka  Strengths  (kekuatan),
Weaknesses  (kelemahan),  Opportunities  (peluang),  dan  Threats
(ancaman).
4.  Ranking preferensi
Alat  ini  merupakan  suatu  alat  interpretasi  yang  dapat  digunakan  untuk
memilih gagasan dan pemecahan masalah di antara beberapa alternatif.
 15

5.  Analisis tulang ikan
Analisis  tulang  ikan  (juga  dikenal  sebagai  diagram  sebab-akibat)
merupakan alat analisis, antara lain untuk mengkategorikan berbagai sebab
potensial  dari  suatu  masalah  dan  menganalisis  apa  yang  sesungguhnya
terjadi dalam suatu proses.
6.  Penilaian kritis
Penilaian  kritis  adalah  alat  Bantu  analisis  yang  dapat  digunakan  untuk
memeriksa  setiap  proses  manufaktur,  perakitan,  atau  jasa.  Alat  ini
membantu kita untuk memikirkan  apakah prosesitu memang dibutuhkan,
tepat, dan apakah ada alternatif yang lebih baik.
7.  Benchmarking 
Benchmarking  adalah  proses  pengumpulan  dan  analisis  data  dari
organisasi kita dan dibandingkan dengan keadaan di dalam organisasi lain.
Hasil dari proses  ini akan menjadi patokan untuk memperbaiki organisasi
kita  secara  terus  menerus.  Tujuan  benchmarking  adalah  bagaimana
organisasi kita bisa dikembangkan sehingga menjadi yang terbaik.
8.  Diagram analisa medan daya (bidang kekuatan) 
Diagram medan daya merupakan suatu alat analisis yang dapat digunakan,
antara lain untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam mencapai suatu
sasaran dan mengidentifikasi berbagai.

Definisi Sistem Pengendalian Kualitas
Sistem  pengendalain  kualitas  (Christina,  2004)  diartikan  sebagai  kumpulan  dari
teknik  manjemen  dan  peralatan-peralatan  yang  digunakan  untuk  mengatur,
mengawasi, dan mengendalikan semua langkah-langkah produksi dalam membuat
suatu  produk  yang  berkualitas  dan  berdaya  saing  tinggi.  Sistem  kualitas  dapat
dipelajari  dengan  Statistical  Quality  Control  (SQC).  SQC  terbagi  2  yaitu
Statistical Process Control dan Eksperimen Desisgn (ED).

Secara  tradisional,  para  pembuat  produk  (manufatrers)  biasanya  melakukan
inspeksi  terhadap produk setalh produk  itu selesai dibuat dengan  jalan menyortir
produk yang baik dari yang jelek atau cacat, kemudian mengerjakan ulang bagian-16

bagian  produk  yang  cacat  itu.  Dengan  demikian  pengertian  tradisional  tentang
konsep  kualitas  yang    berfokus  kepada  aktivitas  inspeksi  untuk  mngcegah
lolosnya  produk-produk  cacat  ke  tangan  pelanggan.  Kegiatan  inspeksi  ini
dipandang  dari  pespektif  system  kualitas  produk modern  adalah  sia-sia,  karena
memberikan kontribsi kepada peningkatan kualitas (quality improvement).

Pada masa  sekarang, pengertian dari konsep kualitas adalah  lebih  luas dari pada
sekedar  aktivitas  inspeksi  yang  mengandalkan  pada  strategi  pendekteksian
(strategy  of  detection).  Pengertian  modern  dari  konsep  kualitas  adalah
membangun  sistem kualitas modern,  yang  salah  satunya adalah  beorientasi pada
strategi  pencegahan. Salah  satu  ciri  dari  sistem  kualitas modern  adalah  aktivitas
yang berorientasi kepada tindakan dan pencegahan kerusakan, dan bukan berfokus
pada uapay untuk mendeteksi kerusakan saja. Kualitas melalui  inspeksi saja tidak
cukup  dan  hal  itu  terlalu  mahal.  Meskipun  tetap  menjadi  persyaratan  untuk
melakukan beberapa ispeksi singkat atau audit terhadap produk akhir, tetapi usaha
kualitas dri perusahaan seharusnya lebih fokus pada tindakan pencegahan sebelum
teradi kerusakan dengan  jalan melaksanakan aktivitas secara baik dan benar pada
waktu pertama kali mulai melaksanakan sesuatu aktivitas. Dengan melaksanakan
prinsip ini, usaha peningkatan kualitas akan mampu mengurangi ongkos produksi.
Berkaitan dengan hal ini perlu dibangun suatu sistem pengendalian proses sebagai
implementasi  dai  strategi  pencegahan  dalam  sistem  kualitas  moden  itu. Model
sistem pengendalain kualitas proses dengan umpan-balik ditunjukan pada gambar
berikut:  17


Gambar 2.2. Model Sistem Pengendalian Proses

Statistical Process Control (SPC)
Pengertian penggunaan metode statistik adalah untuk memonitor dan mengontrol
ketepatan ukuran konstruksi produk antara  (interim products) pada  setiap proses
pekerjaan  guna  memperkecil  pekerjaan  ulang  dan  waktu  tunggu  selama  proses
produksi [Storch, 1995]. Sedangkan menurut Shainin, D dan Shainin, P, D [1995],
Statistical Process Control  (SPC) didefinisikan  sebagai pemakaian  teknik-teknik
statistik.Tujuan dari  teknik Statistical Process Control adalah untuk memberikan
sebuah  petunjuk  performa  bagi  manajer-manajer  mengenai  kemampuan
bermacam-macam proses  yang ada,  sehingga  teknik penyelesaian masalah dapat
diadopsi untuk mengurangi variabilitas [Kattan, 1993].

Pengendalian  proses  statistikal  adalah  suatu  terminologi  yang  mulai  digunakan
sejak  tahun  1970-an  untuk  menjabarkan  penggunaan  teknik-teknik  statistikal
dalam  memantau  dan  meningkatkan  performansi  proses  menghasilkan  produk
kualitas.  Pada  tahun  1950-an  sampai  1960-an  digunakan  terminologi
pengendalian  kualitas  statistikal  yang  memiliki  pengertian  sama  dengan
pengenddalian proses statistikal. Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik
dan manajemen, melalui mana  kita mengukur  karakteristik  kualitas  dari  output
(barang dan/atau  jasa), kemudian membangdingkan  hasil pengukuran  itu dengan 18

spesifikasi output yang diingikan pelanggan, serta mengambil tindakan perbaikan
yang tepat apabila dirumuskan perbedaan antara performansi aktual dan standar.

Pengendalian Proses secara Statistik (Statistical process control = SPC) kerap kali
disebut  juga  sebagai  Control  Chart  (Peta  kendali).   Peta  Kendali  pertama  kali
ditemukan  oleh  Dr.  Walter  Shewhart,  yang  kemudian  secara  cepat  digunakan
sebagai  jembatan antara kondisi akademis di  laboratorium menuju kepada dunia
produksi  sesungguhnya.  Namun,  setelah  perang  dunia  ke-2,  kemanfaatan  Peta
Kendali menjadi pudar. Hal  ini dikarena  jika  terjadi kondisi yang diluar kendali,
tidak ada usaha untuk menjawab atau memperbaikinya. Karena  itu Peta Kendali
menjadi menghilang,  karena  hal  itu  telah menyalahi  tujuan  utama  dari Control
Chart  yaitu:  Menjaga  proses  tetap  terkendali.  Sedangkan  seharusnya  apabila
adanya  variasi  harus  diinvestigasi,  dan  apabila  variasi  tersebut  telah  diketahui
maka variasi tersebut harus diusahaka untuk dihilangkan, misalnya menggunakan
design of experiment.

Pada era 70-an,  Jepang  berusaha untuk masuk ke pasar dunia dengan membawa
kualitas  tinggi. Ternyata  setelah diinvestigasi, ditemukan  bahwa pencapaian dan
pengendalian kualitas harus didasari oleh penggunaan SPC. Pada era selanjutnya
Jepang  menggunakan  DOE  (Design  Of  Experiment)  untuk  meningkatkan  dan
menjaga  kualitas  hasil  produksinya.  Namun,  segala  usaha  lanjutan  yang
dijalankan  tersebut,  semua  tetap  mendasarkan  diri  kepada  penguasaan  dan
penerapan SPC, yang dijalankan mulai dari tingkat pekerja hingga ke analisa dan
program perbaikannya.

Metode-metode  statistikal  modern  dapat  membantu  dalam  kebanyakan  aspek
pengmpulan  data  dan  aplikasi,  apakah  itu  untuk memperoleh  pemahaman  yang
lebih  baik  tentang  kebutuhan  pelanggan,  pengendalain  dalan  proses,  studi
kapabilitas,  peramalan  atau  pengukuran  guna  membantu  dalam  pembuatan
keputusan.



Peta Kontrol
Teori  Control  Chart  mendasarkan  diri  kepada  teorema  batas  tengah  dalam
statistik. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ketika subgroup atau sampel diambil
dari satu rangkaian proses dan kemudian dilakukan perhitungan rata-rata atas data
subgroup tersebut, maka rerata-rerata tersebut akan membentuk distribusi normal.
(walau  kadang  dijumpai  pula  adanya  distribusi  yang  tidak  normal).  Karena  itu
area di bawah kurva dalam batas 3 standard deviasi pada 2 sisinya adalah 99.73%
dari  seluruh  area  di  bawah  kurva  normal  tersebut.  Satu  deskripsi  yang  biasa
dipakai adalah area X-bar +/- 3σ dari distribusi normal adalah 99.73%, dimana X-
bar adalah rerata dan σadalah simbol untuk standard deviasi – suatu ukuran akan
simpangan.  Artinya  jika  ada  rerata  subgrup  di  luar  batas  kendali,  memilki
probabilitas  1-  99,73%,  atau  0.27%  yang  ditujukan  kepada  probabilitas  adanya
kesalah  yang  random.  Namun  taraf  kepercayaan  99,73%  disebabkan  karena
terkendalinya  proses  secara  sengaja  atau  non-random.  Maka  adanya  rerata
subgroup diluar batas kendali harus diinvestigasi lebih lanjut.

Tahap-tahap untuk membuat Control Chart:
Dalam  contoh  ini,  data  yang  digunakan  adalah  data  variable,  misal  data
pengukuran skala, seperti dimensi, bobot, suhu, voltase, kecepatan, dll.
1.  Pilih  parameter  (atau  lebih  dari  1  parameter)  produk  yang  penting  dari
proses yang akan dikendalikan
2.  Ambil sample secara periodik (hendaknya paling sedikit 25 kali sampling
dari  keseluruhan  waktu  proses,  missal  proses  =  5  jam  atau  300  menit,
maka sampling dapat dilakukan  tiap 12 menit), dan untuk masing-masing
sub-group diambil 4 atau 5 unit sample
3.  Hitung rata-rata dari masing-masing sub-group, X-bar dan rentangnya, R
4.  Hitung  rata-rata  total, X-double bar,  rata-rata dari  rata-rata dari  total sub-
group,  dan  juga  hitung  rata-rata  rentang,  dari  semua  data  rentang  dari
semua sub-group
5.  Hitung batas atas peta kendali(upper control limit), UCL-X-bar, dan batas
bawah peta kendal (lowe control limit), LCL-X-bar untuk peta X-bar:
UCL-X-bar = X-double bar + A2 R 20

LCL-X-bar = X-double bar - A2 R, A2 
Diambil  dari  tabel,  dengan  jumlah  yang  sesuai  dengan  jumlah  sample  tiap  sub-
group.
1.  Hitung batas atas peta kendali  rentang  (upper control  limit), UCL-R, dan
batas bawah peta kendali rentang (lower control limit), LCL-R untuk peta
R:
UCL-R  = D4 R-bar
LCL-R = D3 R-bar, D3 dan D4 
Diambil  dari  tabel,  dengan  jumlah  yang  sesuai  dengan  jumlah  sample  tiap  sub-
group.
1.  Plot-kan  data  X-bar  dan  rentang  ke  dalam  Peta  kendali  X-bar  dan  peta
kendali R.  Jika  semua  data masih  berada  dalam  rentang UCL  dan LCL,
maka proses akan disebut sebagai stabil atau terkendali secara sistematik
2.  Jika  satu  atau  lebih  data  X-bar  dan  R  berada  di  luar  rentang  UCL  dan
LCL,  maka  hendaknya  dilakukan  investigasi  dan  perbaikan  dengan
metoda problem-solving

Grafik Pengendalian Kualitas Statistik ( Control Chart ) 
Grafik  pengendali  kualitas  statistik  adalah  suatu  yang menyajikan  secara  grafik
keadaan  produksi    secara  kronologis  dengan  batas-batas  yang  menggambarkan
kemampuan produksi waktu yang lalu. Teori umum grafik pengendali ini pertama
kali  diperkenalkan  oleh  Dr.  Walter  Andrew  Shewhart  dan  Bell  telephone
Laboratories  Amerika  Serikat  pada  tahun  1942.  Dan  grafik  pengendali  yang
dikembangkan  menurut  asas-asas  ini  kerap  kali  dinamakan  grafik  pengendali
Shewhart. 

Grafik  ini untuk mengetahui apakah sampel hasil observasi berada didaerah yang
diterima (Accepted Area) atau daerah yang ditolak (Rejected Area). Sebuah grafik
pengendali  memiliki  sebuah  garis  tengah  dan  batas-batas  pengendali  baik  atas
maupun bawah. Garis tengah merupakan nilai rata-rata karakteristik kualitas yang
berkaitan dengan keadaan  terkontrol  (yakni, hanya sebab-sebab  tak  terduga yang
ada). Batas pengendali atas dan batas pengendali bawah dipilih sedemikian hingga 21

apabila  proses  terkendali,  hampir  semua  titik-titik  sampel  akan  jatuh  diantara
kedua  batas  itu.  Jika  titik-titik  terletak  didalam  batas-batas  pengendali,  proses
dianggap  dalam  keadaan  terkendali.  Ini  berarti  proses  berlangsung  dibawah
penyebab  wajar  sebagaimana  diharapkan  atau  berjalan  karena  penyebab  sistem
tetap yang sifatnya probabilistik dan  tidak perlu  tindakan apapun,  tetapi satu titik
yang terletak diluar batas pengendali diinterpretasikan sebagai fakta bahwa proses
tak  terkendali,  dan  diperlukan  tindakan  penyelidikan  dan  perbaikan  untuk
mendapatkan  dan  menyingkirkan  hal-hal  yang  menyebabkan  tingkah  laku  itu
Grafik  pengendali  juga  dapat  digunakan  sebagai  alat  pengendalian  manajemen
guna mencapai tujuan tertentu berkenaan dengan kualitas proses.

Gambar 2.3. Grafik Pengendali Kualitas Statistik ( Control Chart )

Kegunaan  grafik  pengendali  adalah  untuk membatasi  toleransi  penyimpangan  (
variasi  )  yang  asih  dapat  diterima,  baik  karena  akibat  kelemahan  tenaga  kerja,
mesin,  bahan  baku  dan  sebagainya.  Untuk  menyusun  grafik  pengendali  proses
statistik diperlukan beberapa langkah sebagai berikut:
1.  Menentukan sasaran yang akan dicapai. 
2.  Menentukan banyaknya sampel dan banyaknya observasi. 
3.  Mengumpulkan data 
4.  Menentukan garis tengah dan batas-batas pengendali. 
5.  Merevisi garis tengah dan batas-batas pengendali. 

Grafik pengendali atau diagram kontrol digunakan untuk: 
1.  Menentukan apakah suatu proses berada dalam pengendalian statistik. 
Dengan  demikian  diagram  kontrol  digunakan  untuk  mencapai  suatu 
keadaan terkendali secara statistik. 

2. Memantau    proses    terus   menerus    sepanjang   waktu    agar    proses    tetap
stabil secara statistik dan hanya mengandung variasi penyebab umum. 
3.  Menentukan  kemampuan  proses  (  procces  capability  ).  Batas-batas  dari
variasi  proses  ditentukan    setelah    proses    berada    dalam    pengendalian
Statistik. 

Setiap diagram Kontrol terdiri dari: 
1  Garis tengah (cental limit) yang dinotasikan sebagai CL.
2  Sepasang batas kontrol (control limit) yaitu: 
o  Batas  kontrol  atas  (  upper  control  limit), dinotasikan sebagai UCL. 
o  Batas  kontrol  bawah  (lower  control  limit), dinotasikan sebagai LCL. 
3  Tebaran  nilai-nilai  karakteristik  kualitas  yang  menggambarkan  keadaan
proses. Jika semua nilai berada di dalam batas kontrol, maka  proses  dalam 
keadaan    terkontrol   atau   terkendali   secara statistik.   Sedangkan    jika   ada 
nilai   yang   berada   di    luar   batas kontrol,   maka   proses   dianggap    tidak 
terkontrol  atau  tidak berada dalam pengendalian statistik.

Macam-macam Diagram Kontrol:
1.  Diagram Kontrol untuk Data variabel 
a)  Diagram Kontrol  dan R 
Digunakan  untuk  memantau  proses  yang  mempunyai  karakteristik
berdimensi  kontinyu,  sehingga  disebut  sebagai  diagram  kontrol  untuk
data variabel. Diagram kontrol  X menjelaskan tentang perubahan yang
terjadi  dalam  ukuran  titik  pusat  atau  rata-rata  dari  proses.  Sedangkan
diagram  kontrol R  (range) menjelaskan  perubahan  yang  terjadi  dalam
ukuran  variasi  atau  perubahan  homogenitas  produk  yang  dihasilkan
suatu proses. 

Diagram Kontrol  
Misalkan  karakteristik  kualitas  berdistribusi  normal  dengan  mean    µ 
dan deviasi standar σ  , dengan   µ   dan σ   keduanya diketahui. Jika X1,
X2, X3,.....Xn sampel berukuran n, maka rata-rata sampel ini adalah: 23



Dalam praktek biasanya   µ dan σ  tidak diketahui. Misalkan  tersedia m
sampel, masing-masing memuat n observasi pada karakteristik kualitas
itu. Misalkan    1,  2,  3,.....,m  adalah  rata-rata  tiap  sampel, maka
penaksir  terbaik  untuk  rata-rata  proses    µ  adalah  mean  keseluruhan
yaitu:

Misal  tersedia m  sampel  dan  hanya  terdiri  dari  satu  observasi, maka
penaksir terbaik untuk rata-rata proses  µ  adalah:

Sehingga  diperoleh  rumus  untuk  batas  atas  dan  batas  bawah Diagram
Kontrol  X:



Keterangan :
A2 = Nilai konstan A2  untuk diagram kontrol  X  (lihat dalam tabel) .
R = Rata-rata rentang sampel.

Diagram Kontrol R 
Misalkan R1, R2, R3,.....,Rm adalah rentang m sampel  itu. Maka rentang
rata-ratanya adalah:






Sehingga rumus diagram kontrol R sebagai berikut:

Keterangan:
R = Rata-rata rentang
D4 = Nilai konstan 4 D untuk diagram kontrol R 
D3 = Nilai konstan D3 untuk diagram kontrol R 
m   = Banyaknya sampel 
( Montgomery, 1990 :206-210 ).

b) Diagram Kontrol Individual   dan MR 
Digunakan  untuk  pengendalian  proses  yang  ukuran  contohnya  hanya
satu  (n=1). Hal  ini  sering  terjadi  apabila  pemeriksaan  dilakukan  secara
otomatis dan pada  tingkat produksi yang sangat  lambat, sehingga  sukar
untuk mengambil ukuran contoh yang lebih besar  dari satu(n>1). Kasus
ini  banyak  dijumpaipada  industri  kimia,  pengujian  daya  tahan  mobil
mewah, dimana biaya pengukurannya sangat mahal. Diagram control  
dan  MR  (moving  range)  diterapkan  pada  proses  yang  menghasilkan
produk  yang  relatif  homogen  (misal  cairan  kimia),  kandungan mineral
dari  air  atau makanan,  kasus-kasus  dimana  inspeksi  100%  digunakan.
Prosedur pengendaliannya menggunakan rentang bergerak dua observasi
yang berturutan guna menaksir variabilitas proses.

Diagram Kontrol  X  
 25


Keterangan:
 = Rata-rata X1, X2, ….Xn.
2,66  = Nilai konstan. 
MR   = Rata-rata rentang bergerak dua observasi.

Diagram kontrol MR

Keterangan:
MR = Rata-rata rentang bergerak dua observasi .
D4 = Nilai konstan  D3 untuk diagram kontrol MR.
D3 = Nilai konstan  D3 untuk diagram kontrol MR.
( Montgomery;1990 : 239-240).

c)  Diagram Kontrol untuk Data Atribut 
  Diagaram kontrol P
Bagian tak sesuai didefinisikan sebagai perbandingan banyak produk
yang  tidak  sesuai  dalam    suatu  populasi  dengan  banyak  produk
keseluruhan  dalam  populasi  itu.  Produk-produk  itu  mungkin
mempunyai  krakteristik  kualitas  yang  diperiksa  bersama-sama  oleh
pemeriksa. Apabila  produk  tidak  sesuai  dengan  standar  dalam  satu
atau  beberapa  karakteristik  ini,  maka  produk  itu  diklasifikasikan
sebagai produk tak sesuai. 

Asas-asas  statistik  yang  melandasi  grafik  pengendali  untuk  bagian
tak  sesuai  didasarkan  atas  distribusi  binomial.  Misalkan  proses
produksi bekerja dalam keadaan stabil, sehingga probabilitas bahwa
suatu  unit  akan  tidak  sesuai  dengan  spesifikasi  adalah  p,  dan  unit 26

yang  diproduksi  berurutan  adalah  independen. Maka  tiap  unit  yang
diproduksi  merupakan  realisasi  suatu  variabel  random  Bernoulli
dengan parameter p. Apabila sampel  random   dengan n unit produk
dipilih  dan D  adalah  banyak  unit  produk  yang  tak  sesuai maka D
berdistribusi binomial dengan parameter n dan p, yakni:

Bagian tak sesuai sampel didefinisikan sebagai perbandingan banyak
unit tak sesuai dalam sampel D dengan ukuran sampel n yakni:

Distribusi  variabel  random  pˆ  dapat  diperoleh  dari  distribusi
binomial. Selanjutnya, mean dan variansi p  ˆ masing-masing adalah 
p = µ  dan 
(Montgomery, 1990: 143)

Jika w    suatu  statistik  yang mengukur  suatu  karakteristik  kualitas,
dan  jika mean w  adalah  µw  dan  variansi w  adalah  , maka model
umum grafik pengendali  Shewhart adalah sebagai berikut:

Garis tengah =  

dengan  k  adalah  jarak  batas  pengendali  dari  garis  tengah,  dalam
kelipatan deviasi standar w. Biasanya dipilih k = 3. 

Andaikan bahwa bagian  tak sesuai yang sebenarnya p dalam proses
produksi  itu  diketahui,  maka  garis    tengah  dan  batas  pengendali
grafik pengendali bagian tak sesuai adalah

Garis tengah =   27


Apabila  bagian  tak  sesuai  proses    itu p  tidak  diketahui, maka p  itu
harus  ditaksir  dari  data  observasi.  Prosedur  yang    biasa  adalah
memilih  m  sampel  pendahuluan,  masing-masing  berukuran  n.
Sebagai aturan uumum, m haruslah 20 atau 25. maka jika ada Di unit
tak  sesuai  dalam  sampel  i,  kita  hitung  bagian  tak  sesuai  dalam
sampel ke-i itu sebagi berikut: 

   i = 1,2,….m
Dan rata-rata tak sesuai sampel-sampel ini adalah


Statistik  p  menaksir bagian tak sesuai p yang tidak diketahui. Garis
tengah  dan  batas  pengendali  grafik  pengendali  untuk  bagian  tak
sesuai dihitung sebagai berikut: 

Dalam  beberapa  penerapan  grafik  pengendali  bagian  tak  sesuai
sampelnya  100%  pemeriksaan  hasil  proses  selama  periode  waktu
tertentu. 

Karena  dalam  tiap  periode  dapat  diproduksi  banyak  unit  yang
berbeda, maka grafik pengendali itu akan mempunyai ukuran sampel
yang  berbeda-beda.  Ada  bebrapa  pendekatan  dalam  pembentukan
dan pengoperasian grafik pengendali dengan ukuran sampel berbeda-
beda. 
 28

Pendekatan  pertama,  dan  mungkin    yang  paling  sederhana  adalah
menentukan batas pengendali untuk tiap-tiap sampel yang didasarkan
atas  ukuran  sampel  tertentu  Yakni,  jika  sampel  ke-i  berukuran  ni,
maka  batas  atas  dan  batas  bawahnya  adalah    Pendekatan  kedua
adalah  berdasarkan  grafik  pengendali  pada
ukuran  sampel  rata-rata,  yang  menghasilkan  himpunan  batas
pengendali (Montgomery, 1990: 160).

Digunakan  untuk  mengukur  proporsi  ketidaksesuaian  (cacat)  dari
item-item  dalam  kelompok  yang  sedang  diinspeksi.  Dengan
demikian  diagram  kontrol  P  digunakan  untuk  mengendalikan
proporsi  dari  item-item  yang  tidak  memenuhi  syarat  spesifikasi
kualitas atau proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan dalam
suatu proses. Misalkan proporsi item-item produk berukurann adalah
P1, P2,....., Pn maka rata-rata proporsinya adalah:

Sehingga diperoleh rumus untuk batas atas dan batas bawah diagram
kontrol P:

Dengan Sp =       ( Montgomery,1990: 235-239 ).

Pendekatan  pertama,  dan  mungkin    yang  paling  sederhana  adalah  menentukan
batas  pengendali  untuk  tiap-tiap  sampel  yang  didasarkan  atas  ukuran  sampel
tertentu. Yakni, jika sampel ke-i berukuran ni, maka batas  atas
dan  batas  bawahnya  adalah  .  Pendekatan  kedua  dalah  berdasarkan  grafik
pengendali  pada  ukuran  sampel  rata-rata,  yang  menghasilkan  himpunan  batas
pengendali (Montgomery, 1990: 160). 29


2.2.2. Diagram Pareto
Diagram  pareto  adalah  grafik  batang  yang  menunjukan  masalah  berdasarkan
urutan  banyak  kejadian.  Masalah  yang  paling  banayk  terjadi  ditunjukan  oleh
grafik batang pertama yang  tertinggi serta ditempatkan pada  sisi paling kiri, dan
seterusnya  sampai  masalah  yang  paling  sedikit  terjadi  ditunjukan  oleh  grafik
batang  yang  terendah  serta  ditempatkan  pada  sisi  paling  kanan.  Pada  dasarnya
diagram pareto dapat digunakan sebagai alat interprtasi untuk:
  Menentukan  frekuensi  relative  dan  urutan  yang  paling  pentingnyaasalah-
masalah atau penyebab-pnyebab dari masalah yang ada.
  Memfokuskan perhatian pada  isu-isu kritis dan penting melalui pembatan
ranking  trhadap maslah-maslah  atau  penyebab-penebab  dari masalah  itu
dalam bentuk yang signifkan.

Pengunaan diagram pareto biasanya dikombinasikan dengan penggunaan Lembar
Periksa  (Check  Sheet). Karena  itu,  sebelum membangun  atau membuat  diagram
pareto perlu diketahui terlebih dahulu penggunaa lembar periksa.

Langkah-langkah membuat diagram pareto:
Penjelasan proses pembuatan diagram pareto akan dikemukakan melalui beberap
langkah berikut:
Langkah 1
Menentukan  masalah  apa  yang  akan  diteliti,  mengidentifiaksikan  kategori-
kategori  atau  penyebab-penyebab  dari  masalh  yang  akan  diperbandingkan.
Setelah itu merencanakan dan melaksanakan pengumpulan data.
1.  Menetukan asalah apa yang akan diteliti.
2.  Menetukan  data  apa  yang  diperlukan  dan  bagaimana mengklasifikasikan
atau mengkategorikan data itu.
3.  Menetukan metode dan periode pengumpulan data.
Langkah 2 30

Membuat suatu ringkasan daftar atau tabel yang mencatat frekuensi kejadian dari
masalah yang  telah diteliti dengan menggunakan  formulir pngumpulan data atau
lembar periksa.



Langkah 3
Membuat  daftar  masalah  secara  berurutan  berdasarkan  frekuensi  kejadian  dari
yang  tertinggi sampai  terendah, serta hitunglah  fekunsi kumulatif, pesentase dari
total kejadian, dan persentase dari total kejaian secara kumulatif. 
Langkah 4
Menggambarkan dua buah garis vertical dan sebah garis horizontal.
  Garis Vertikal
 Garis veritkal sebelah kiri: buatkan pada garis ini, skala dari nol sampai
total  keseluruhan  dari  kerusakan  (dalam  kasus  di  atas,  skala  adalah  0
sampai 62)
 Garis  vertikal  sebelah kanan:  buatkan pada garis  ini,  skala 0%  sampai
100%
  Garis Horizontal
 Bagilah garis ini ke dalam banyaknya interval sesuai dengan banyaknya
item masalah yang diklasifikasikan.
Langkah 5
Buatlah histogram pada diagam pareto.
Langkah 6
Gambarkan kurva kumulatif serta cantumkan niai-nilai kumulatif (total kumulatif
atau persen kumulatif) di sebelah kanan dari interval item masalah.
Langkah 7
Memutuskan  untuk  mengambil  tindakan  perbaikan  atsa  penyebab  utama  dari
masalah  yang  sedang  terjadi  itu.  Untuk  mengetahui  akar  penyebab  dari  suatu
masalah,  kita  dapat menggunakan  diagram  sebab-akibat  atau  bertanya mengapa
beberapa ali (konsep five whys).
 31

Beberapa catatan tentang diagram pareto:
Seperti  telah  disinggung  di  bagian  depan  diagram  pareto  adalah  metode  untuk
mengidentifikasi  hal-hal  atau  kejadian-kejadian  penting.  Karena  itu,  pada
dasarnya diagram pareto terdiri dari dua jenis, yaitu:
1.  Diagram Pareto Mengenai Fenomena. Diagram  ini  berkaitan dengan  hasil-
hasil  yang  tidak  diinginkan  dan  digunakan  untuk mengetahui  apa masalah
utama yang ada.
Contoh fenomena, anatar lain:
a.  Kualitas: kerusakan, kerugian, keluhan,  item-item yang dikembalikan,
perbaikan (reparasi), dll.
b.  Biaya: jumlah kerugian, ongkos pngeluaran, dll.
c.  Penyerahan:  penundaaan  penyerahan,  keterlambatan  pembayaran,
kekurangan stok, dll.
d.  Keamanan: kecelakaan, kesalahan, gangguan, dll.
2.  Diagram  Pareto  Mengenai  Penyebab.  Diagram  ini  berkaitan  dengan
penyebab dalam proses dan dipergunakan untuk mengetahui  apa penyebab
utama dari masalah yang ada.
Contoh penyebab, antara lain:
a.  Operator:  umur,  pengalaman,  keterampilan,  sifat  individu,  pergantian
kerja, dll.
b.  Mesin: peralatan, mesin, instrument, dll.
c.  Bahan baku: pembuatan bahan baku, macam bahan baku, pabrik bahan
baku, dll.
d.  Metode Operasi: kondisi operasi, metode kerja, sistem pengaturan, dll.

2.2.3. Diagram Sebab-Akibat (Cause-And- Effect Diagram)
Diagram  sebab-akibat  adalah  suatu  diagram  yang menunjukan  hubungan  antara
sebab  dan  akibat.  Berkaitan  dengan  pengendalian  proses  statistiakal,  diagram
sebab-akibat dipergunakan utnuk menujukan  faktor-faktor penyebab  (sebab) dan
karekteristik  kualitas  (akibat)  yang  disebabakabkan  oleh  faktor-faktor  penyebab
itu.  Diagram  sebab-akibat  ini  sering  juga  disebut  sebagai  diagram  tulang  ikan
(fishbone diagram) karena bentuknya  seperti kerangka  tulang  ikan, atau diagram 32

Ishikawa  (Ishikawa’s  diagram)  karena  pertama  kali  diperkenalkan  oleh  Prof.
Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 195.

Pada  dasarnya  diagram  sebab-skibat  dapat  dipergunakan  untuk  kebutuhan-
kebutuahn berikut:
 Membantu mengidentifikasikan akar penyebab dari suat masalah.
 Membantu membangkitkan ide-ide utnuk solusi suatu maslah.
 Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.

Langkah-langkah membuat diagram sebab-akibat:
Langkah-langkah  dalam  membantu  pembuatan  diagram  sebab-akibat  dapat
dikemukankan sebagai berikut:
1. Mulai dengan pernyataan maslah-masalah  tama yang penting dan mendesak
untuk diselesaikan.
2. Tuliskan pernyataan masalah  itu pada “kepala  ikan”, yang merupakan akibat
(effect). Tuliskan pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian
gambarkan  “tulang  ikan”  dari  kiri  ke  kanan  dan  tempatkan  penyataan
masalah itu dalam kotak.
3. Tuliskan  faktor-faktor  penyebab  utama  (sebab-sebab)  yang  mempengaruhi
maslah  kualitas  sebagai  “tulang  besar”,  juga  ditempatkan  dalam  kotak.
Faktor-faktor  penyebab  atau  kategori  utama  dapat  dikembangkan  melalui
stratifikasi  ke  dalam  pengelompokandari  faktor-faktor:  manusia,  mesin,
peralatan,  material,  metode  kerja,  lingkungan  kerja,  pengukuran,  dll,  serta
stratifikasi  melalui  langkah-langkahaktual  dalam  proses.  Faktor-faktor
penyebab dapat dikembangkan melalui brainstorming.
4. Tuliskan  penyebab-penyebab  sekunder  yang  mempengaruhi  penyebab-
penyebab  utama,  serta  penyebab  sekunder  itu  dinyatakan  sebagai  “tulang-
tulang berukuran kecil”.
5. Tuliskan  penyebab  tersier  yang  mempengaruhi  penyebab  sekunder,  serta
penyebab tersier itu dinyatakan sebagai “tulang-tulang berukuran kecil”. 33

6. Tentukan  item-item  yang  penting  dari  setiap  faktor  dan  tandailah  faktor-
faktor penting  tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata  terhadap
karakteristik kualitas.
7. Catatan  informasi  yang  perlu  di  dalam  diagram  sebab-akibat  itu,  seperti:
judul, nama produk, proses, kelompok, daftar partisipan, tanggal, dll.
2.3. Database
Basis  data  (bahasa  Inggris:  database),  atau  sering  pula  dieja  basis  data,  adalah
kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga
dapat  diperiksa  menggunakan  suatu  program  komputer  untuk  memperoleh
informasi  dari  basis  data  tersebut.  Perangkat  lunak  yang  digunakan  untuk
mengelola  dan  memanggil  kueri  (query)  basis  data  disebut  sistem  manajemen
basis  data  (database management  system, DBMS).  Sistem  basis  data  dipelajari
dalam ilmu informasi.

Istilah  "basis  data"  berawal  dari  ilmu  komputer.  Meskipun  kemudian  artinya
semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai
basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada
sebelum  revolusi  industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan
data yang berhubungan dengan bisnis.

Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan
dari  pengetahuan.  Sebuah  basis  data  memiliki  penjelasan  terstruktur  dari  jenis
fakta  yang  tersimpan  di  dalamnya:  penjelasan  ini  disebut  skema.  Skema
menggambarkan  obyek  yang  diwakili  suatu  basis  data,  dan  hubungan  di  antara
obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan
struktur basis data:  ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model
yang  umum  digunakan  sekarang  adalah model  relasional,  yang menurut  istilah
layman  mewakili  semua  informasi  dalam  bentuk  tabel-tabel  yang  saling
berhubungan  dimana  setiap  tabel  terdiri  dari  baris  dan  kolom  (definisi  yang
sebenarnya menggunakan  terminologi matematika). Dalam model  ini,  hubungan
antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang 34

lain  seperti  model  hierarkis  dan  model  jaringan  menggunakan  cara  yang  lebih
eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.

Struktur database
Integrasi logis file dapat dicapai secara Eksplisit atau secara Implicit.
  Hubungan Eksplisit
inverted  index  dan  link  field menetapkan  hubungan  eksplisit  antara  data
yang  terintefrasi  secara  logis  dalam  file  yang  sama.  Suatu  pendekatan
untuk  menetapkan  hubungan  eksplisit  antara  catatan  dari  beberapa  file
adalah dengan menyusun catatan-catatan  tersebut dalam  suatu hirarki.  Ini
disebut  struktur  hirarkis.  Dalam  struktur  seperti  ini,  setiap  catatan  pada
satu  tingkat  dapat  dihubungkan  ke  berbagai  catatan  yang  setingkat  lebih
rendah. Catatan  yang memiliki  anak  disebut parent  dan  anak  catatan  itu
disebut children.
  Hubungan Implicit
Pada awal 1970-an Edgar f. Codd dan C.J. Date, keduanya dari IBM tetapi
bekerja  secara  terpisah,  mengembangkan  statu  pendekatan  untuk
menetapkan  hubungan  antar  catatan  yang  tidak  harus  dinyatakan  secara
eksplisit. Link field khusus tidak perlu disertakan dalam catatan. 

Pendekatan Codd dan Date dinamai struktur relasional, dan menggunakan
hubungan  implicit,  yaitu  hubungan  yang  dapat  dinyatakan  secara  tidak
langsung dari catatan data yang telah ada. Keuntungan utama dari struktur
relasional  bagi  CBIS  adalah  fleksibelitas  yang  ditawarkanya  dalam
rancangan  dan  penggunaan  database.  Pemakai  dan  spesialis  informasi
dibebeskan  dari  keharusan  mengidentifigasi  semua  informasi  yang
diperlukan sebelum menciptakan database.

Tipe-tipe DataBase
a.  Operational DataBase
DB  menyimpan  data  detail  yang  dibutuhkan  untuk  mendukung  operasi
dari entire organization. 35

b.  Analytical DataBase
Menyimpan data dan  information extrated dari operational yang diseleksi
dan  external  DB. Meliputi  data  dan  informasi  yang  banyak  dibutuhkan
oleh manajer organisasi dan end user.


c.  Data WareHouse
Merupakan  pusat  data  sentral  yang  ditampilkan  dan  diintegrasikan
sehingga  dapat  digunakan  oleh  manajer  dan  user  professional  untuk
macam-macam analisis bisnis, penelitian pasar dan decision support.
d.  Distributed DataBase
e.  End User DataBase
Data Base terdiri dari variasi data yang dikembangkan oleh end user pada
workstation.
f.  HyperMedia DataBase
g.  External DataBase

Di dalam suatu organisasi yang besar, sistem database merupakan bagian penting
pada  sistem  informasi,  karena  di  perlukan  untuk  mengelola  sumber  informasi
pada  organisasi  tersebut.  Untuk  mengelola  sumber  informasi  tersebut  yang
pertama kali di  lakukan adalah merancang  suatu  sistem database agar  informasi
yang ada pada organisasi tersebut dapat digunakan secara maksimal.

Tujuan Perancangan Database
  Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari pengguna dan aplikasi
  Menyediakan  struktur  informasi  yang  natural  dan  mudah  di  mengerti 
oleh pengguna
  Mendukung  kebutuhan  pemrosesan  dan  beberapa  obyek  kinerja  dari
suatu sistem database

Berikut  ini  siklus kehidupan sistem  informasi di mana  terdapat siklus kehidupan
sistem database. Siklus Kehidupan Sistem Informasi (Macro Life Cycle ). 36

Tahapan–tahapan yang ada pada siklus kehidupan sistem informasi yaitu:
1.  Analisa Kelayakan
Tahapan  ini  memfokuskan  pada  penganalisaan    areal  aplikasi  yang
unggul  , mengidentifikasi pengumpulan  informasi dan penyebarannya,
mempelajari  keuntungan  dan  kerugian  ,  penentuan  kompleksitas  data
dan proses, dan menentukan prioritas aplikasi yang akan digunakan.
2.   Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan Pengguna
Kebutuhan–kebutuhan  yang  detail  dikumpulkan  dengan  berinteraksi
pada sekelompok pemakai atau pemakai  individu. Mengidentifikasikan
masalah  yang  ada  dan  kebutuhan-butuhan,  ketergantungan  antar
aplikasi, komunikasi dan prosedur laporan.
3.  Perancangan 
Perancangan  terbagi menjadi dua  yaitu:   perancangan  sistem database
dan  sistem aplikasi
4.  Implementasi 
Mengimplementasikan sistem informasi dengan database yang ada
5.  Pengujian dan Validasi
Pengujian  dan  validasi  sistem  database    dengan  kriteria  kinerja  yang
diinginkan  oleh pengguna. 
6.  Pengoperasian dan Perawatan
Pengoperasian  sistem  setelah  di  validasi  disertai  dengan  pengawasan
dan perawatan sistem.

Siklus Kehidupan Aplikasi Database ( Micro Life Cycle )
Tahapan yang ada pada siklus kehidupan aplikasi database yaitu:
1.  Pendefinisian Sistem
Pendefinisian  ruang  lingkup  dari  sistem  database,  pengguna  dan
aplikasinya. 
2.  Perancangan Database
Perancangan  database  secara  logika  dan  fisik  pada  suatu  sistem
database sesuai dengan sistem manajemen database yang diinginkan.
3.  Implementasi Database 37

Pendefinisian  database  secara  konseptual,  eksternal  dan  internal,
pembuatan  file–file database  yang kosong    serta  implementasi aplikasi
software.
4.  Pengambilan dan Konversi Data
Database  ditempatkan  dengan  baik,  sehingga  jika    ingin  memanggil
data  secara  langsung  ataupun  merubah  file–file  yang  ada  dapat  di
tempatkan kembali sesuai dengan format sistem databasenya. 
5.  Konversi Aplikasi
Software-software  aplikasi  dari  sistem  database  sebelumnya  di
konversikan ke dalam sistem database yang baru.
6.  Pengujian dan Validasi
Sistem yang baru telah di test dan di uji kinerjanya. 
7.  Pengoperasian
Pengoperasian database sistem dan aplikasinya.
8.  Pengawasan dan Pemeliharaan
Pengawasan dan pemeliharaan sistem database dan aplikasi software.

Proses Perancangan Database
Ada 6 tahap  untuk proses perancangan suatu database:
1. Pengumpulan data dan analisis.
2. Perancangan database secara konseptual.
3. Pemilihan sistem manajemen database.
4. Perancangan database secara logika.
5. Perancangan database secara fisik.
6. Implementasi sistem database.

Komentar

Postingan populer dari blog ini